Gereja Tertua di Sulawesi Utara, GMIM Sentrum Manado yang Pernah Dibom saat PD II
MANADO, iNews.id – Gereja tertua di Sulawesi Utara ada di Kota Manado. Gereja tersebut bernama GMIM Sentrum Manado yang sekaligus menjadi saksi bisu Perang Dunia II karena pernah dibom Belanda beserta sekutunya.
Sulawesi Utara pada masa lampau merupakan salah satu daerah yang banyak kedatangan para misionaris Kristen. Tidak heran, masyarakat di Sulawesi Utara banyak beragama Nasrani.
Bahkan, ibu kota Sulawesi Utara yakni Kota Manado dikenal dengan julukan kota 1.000 gereja. Daerah ini juga terkenal akan tingkat toleransi beragama yang tinggi di Indonesia.
Kembali ke gereja tertua di Sulawesi Utara yakni Gereja Sentrum Manado. Dilansir dari berbagai sumber, Gereja Sentrum Manado berdiri sejak tahun 1677 yang terletak di Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang, Provinsi Sulawesi Utara dulunya pusat Kota Manado.
Pertama kali berdiri, gereja ini bernama Gereja Besar (Oude Kerk) Manado. Nama Gereja Sentrum ditetapkan pada masa setelah kemerdekaan Indonesia.
Pada masa Indische Kerk, pelayanan administrasi Gereja di Minahasa dan Bitung berpusat di Manado. Kemudian sejak 30 September 1934, Gereja Protestan di Manado, Minahasa dan Bitung dinyatakan berdiri sendiri dengan sebutan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM). Kedudukan kantornya pun tidak lagi di Manado, tapi dipindahkan ke Kota Tomohon.
Di masa penjajahan Jepang tahun 1942-1945, gereja tersebut pernah dijadikan markas Manado Syuu Kiri Sutokyop Kyookai (MSKK) yang dipimpin oleh Pendeta Jepang, Hamasaki.
Saat itu, Perang Dunia II sedang berkecamuk. Gereja Sentrum menjadi serangan bom pasukan Belanda bersama sekutunya hingga rusak dan harus direnovasi.
Editor : Donald Karouw
Follow Berita iNewsSulut di Google News
Bagikan Artikel: